LAPORAN
PENDAHULUAN
ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR
DAN ISTIRAHAT
I.
KONSEP KEBUTUHAN TIDUR DAN ISTIRAHAT
A.
PENGERTIAN
Tidur diartikan sebagai suatu kedaan perubahan kesadaran
melalui tingkatan stimulus yang bervariasi yang menghasilkan keterjagaan. Tidur
merupakan keadaan irama yang aktif dan kompleks yang melibatkan siklus yang
berulang dimana tiap siklus merupakan penggambaran dari fase-fase aktivitas
tubuh dan otak yang berbeda-beda. Sedangkan istirahat merupakan suatu kondisi
dimana tubuh mengalami penurunan tingkat aktivitas yang menghasilkan suatu
perasaan yang menyegarkan.
Fungsi tidur antara lain:
1.
Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.
2.
Melepaskan stress dan ketegangan.
3.
Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat
neuron.
4.
Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk
memperbaiki dan menyiapkan diri pada waktu periode bangun.
5.
Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi
jantung.
6.
Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
7.
Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
8.
Menghasilkan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki serta
memperbaharui epitel dan sel otak.
9.
Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.
10.
Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi
fisik.
Tahap-tahap tidur:
1.
NREM (Non Rapid Eye Movement)
Ada 4
tahapan:
a.
Tahap 1:
-
Termasuk light sleep.
-
Berakhir hanya beberapa menit.
-
Penurunan aktivitas fisik dimulai dengan penurunan
gradual dalam tanda vital dan metabolisme.
-
Dengan mudah dibangunkan dengan stimulus sensori
seperti suara dan individu merasa seperti mimpi di siang hari.
b.
Tahap 2
-
Merupakan periode sound sleep.
-
Kemajuan relaksasi
-
Masih dapat dibangunkan dengan mudah.
-
Berlangsung selama 10-20 menit.
-
Fungsi tubuh berlangsung lambat.
c. Tahap
3
-
Tahap awal tidur dalam
-
Lebih sulit dibangunkan dan jarang bergerak.
-
Otot secara total relaksasi.
-
Tanda vital mengalami kemunduran teratur.
-
Berlangsung 15-30 menit.
d.
Tahap 4
-
Tahap tidur benar-benar nyenyak.
-
Sangat sulit dibangunkan.
-
Jika tidur nyenyak telah terjadi, akan menghabiskan
sepanjang malam pada tahap ini.
-
Bertanggung jawab mengistirahatkan dan memperbaiki
tidur.
-
Tanda vital menurun secara signifikan.
-
Berlangsung 15-30 menit.
-
Dapat terjadi tidur berjalan dan mengompol.
2.
REM (Rapid Eye Movement)
a.
Periode yang sangat hidup karena mimpi penuh warna.
b.
Dimulai 50-90 menit setelah tidur terjadi.
c.
Tipe yang mempengaruhi respon autonom meliputi
kecepatan gerak mata, fluktuasi jantung, rata-rata pernafasan dan peningkatan
fluktuasi tekanan darah.
d.
Kehilangan tonus otot.
e.
Peningkatan sekresi gastrik.
f.
Tahap yang bertanggung jawab untuk perbaikan mental.
g.
Sangat sulit untuk dibangunkan.
h.
Durasi dari REM meningkat setiap siklus dan rata-rata
20 menit.
B.
NILAI-NILAI NORMAL
Tahap
Pertumbuhan
|
Kebutuhan Tidur
|
-
Neonatus (bayi baru lahir)
-
Infant (bayi 1 tahun)
-
Toddler (2-3 tahun)
-
Prasekolah (4-5 tahun)
-
Anak sekolah (6-7 tahun)
-
Usia remaja
-
Dewasa muda
-
Dewasa pertengahan
-
Dewasa tua
|
16 jam/hari
8-10 jam/hari
12 jam/hari
12 jam/hari
11-12 jam/hari
8-9 jam/hari
6-8,5 jam/hari
6,5 jam/hari
6 jam/hari
|
C.
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG
MENGALAMI GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI URIN
1.
Pola kebiasaan tidur
Klien diminta untuk menggambarkan kebiasaan tidur sehari-hari seperti
kapan waktu tidur, berapa jam waktu tidur malam, dan bangun jam berapa. Kaji
apakah klien memiliki pola tidur yang teratur atau tidak dan apakah klien biasa
bangun sendiri atau harus dibangunkan.
2.
Alat bantu tidur
Perawat bertanya apakah pasien memerlukan alat bantu supaya bisa tidur,
seperti makanan atau minuman tertentu, obat-obatan, hubungan seksual,
mendengarkan musik atau “suara yang keras”, melihat televisi, atau membaca.
Apakah ada kebiasaan sebelum tidur yang dilakukan sebagai persiapan seperti
menggosok, gigi, mandi air hangat, meditasi?
3.
Kualitas tidur
Perawat bertanya kepada klien apakah cukup tidur bias membantu klien
merasa segar kembali setelah bangun. Apakah ada masalah untuk memulai atau
mempertahankan tidur? Apa yang dilakukan klien supaya dapat kembali tidur? Apa
yang dilakukan klien apabila tidurnya terganggu? Apakah klien mengalami periode
mengantuk pada waktu siang hari? Apakah klien tidur siang, jika iya, kapan?
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur antara lain:
1.
Kehilangan tidur b.d. lingkungan tidur yang tidak
familiar atau tidak nyaman.
2.
Gangguan pola tidur b.d. lingkungan tidur yang tidak
familiar.
III.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1.
Kehilangan tidur b.d. lingkungan tidur yang tidak
familiar atau tidak nyaman.
NOC: Tidur, dengan kriteria hasil:
·
Memiliki
jam tidur yang teratur
·
Memiliki
pola tidur yang teratur
·
Mengalami
tidur yang berkualitas
·
Merasa
segar kembali setelah tidur
·
Bangun
pada waktu yang tepat
NIC:
Intervensi
|
Rasional
|
-
Kaji
pola tidur dan aktivitas klien.
-
Jelaskan
pentingnya tidur yang cukup selama klien sakit.
-
Monitor/catat
waktu dan pola tidur klien.
-
Atur
lingkungan (misalnya pencahayaan, suara berisik, suhu, kasur, dan tempat
tidur) untuk mempermudahkan klien tidur.
-
Minta
klien untuk menghindari makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi tidur.
-
Berikan
lingkungan yang nyaman dengan melakukan pijatan, posisi yang tepat dan
sentuhan afektif.
-
Berikan
obat yang dapat membantu klien tidur.
|
-
Pengkajian
pola tidur dan aktivitas klien penting agar perawat mengetahui kebiasaan
tidur klien.
-
Pemberian
informasi yang tepat dapat memotivasi klien agar berusaha memperbaiki
kualitas tidurnya.
-
Memonitor
waktu dan pola tidur klien dapat membantu perawat mengetahui apakah klien
mengalami gangguan tidur atau tidak.
-
Lingkungan
yang nyaman membantu tubuh menjadi lebih relaks sehingga dapat mempermudah
tidur.
-
Beberapa
jenis makanan dan minuman bisa membuat klein sulit tidur sehingga harus
dihindari dikonsumsi sebelum tidur.
-
Pijatan,
posisi yang tepat dan sentuhan afektif dapat membantu klien lebih relaks
sehingga membantu klien untuk tidur.
-
Obat
merupakan salah satu alat bantu yang efektif untuk membantu mempermudah
tidur.
|
2.
Gangguan pola tidur b.d. lingkungan tidur yang tidak
familiar.
NOC: Tidur, dengan kriteria hasil pasien mampu:
· Memiliki jam tidur yang teratur
· Memiliki pola tidur yang teratur
· Mengalami tidur yang berkualitas
· Merasa segar kembali setelah tidur
· Bangun pada waktu yang tepat
NIC:
Intervensi |
Rasional
|
-
Kaji
pola tidur dan aktivitas klien.
-
Jelaskan
pentingnya tidur yang cukup selama klien sakit.
-
Monitor/catat
waktu dan pola tidur klien.
-
Atur
lingkungan (misalnya pencahayaan, suara berisik, suhu, kasur, dan tempat
tidur) untuk mempermudahkan klien tidur.
-
Minta
klien untuk menghindari makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi tidur.
-
Berikan
lingkungan yang nyaman dengan melakukan pijatan, posisi yang tepat dan
sentuhan afektif.
-
Berikan
obat yang dapat membantu klien tidur.
|
-
Pengkajian
pola tidur dan aktivitas klien penting agar perawat mengetahui kebiasaan
tidur klien.
-
Pemberian
informasi yang tepat dapat memotivasi klien agar berusaha memperbaiki
kualitas tidurnya.
-
Memonitor
waktu dan pola tidur klien dapat membantu perawat mengetahui apakah klien
mengalami gangguan tidur atau tidak.
-
Lingkungan
yang nyaman membantu tubuh menjadi lebih relaks sehingga dapat mempermudah
tidur.
-
Beberapa
jenis makanan dan minuman bisa membuat klein sulit tidur sehingga harus
dihindari dikonsumsi sebelum tidur.
-
Pijatan,
posisi yang tepat dan sentuhan afektif dapat membantu klien lebih relaks sehingga
membantu klien untuk tidur.
-
Obat
merupakan salah satu alat bantu yang efektif untuk membantu mempermudah
tidur.
|
IV.
DAFTAR PUSTAKA.
Ellis, Janice, Elizabeth A.
Noulis. 1994. Nursing Human Need Approach 5th Edition.
Philadelphia: J.B. Lippincott Company.
North American Nursing Diagnosis Association. 2001. Nursing
Diagnoses : Definition & Classification 2001-2002. Philadelphia.
Taylor C., Lilis C., Le Mone P.
1997. Fundamentals of Nursing: The Art and Science of Nursing Care.
Philadelphia: Lippincott-Raven Publishers.
Wilkinson, J.M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta.
No comments:
Post a Comment