Sunday 28 April 2013

story - doakan aku ya mbak..


Wajah bocahnya melihatkan guratan ketakutan, ketakutan akan masa depan, masa depannya dan juga keluarganya.
Dia adalah anak pertama dalam keluarga itu berusia 17 tahun, adiknya ada 5 dan pastinya masih kecil-kecil. Ibu seorang buruh gendong dan ayah seorang buruh bangunan yang dibayar harian, jika tidak ada kerjaan pasti tidak bekerja. penghasilan tidak seberapa membuat anak ini membantu ayahnya sebagai buruh bangunan dan melepas keinginannya untuk menjadi guru.
Ayahnya telah lebih dahulu harus mencucikan darahnya seminggu dua kali menggunakan mesin di rumah sakit dan ini telah berjalan selama satu tahun. Dia membayangkan dia juga akan melakukan hal itu, pada usianya yang baru bocah ini.  Biaya memang ditanggung oleh jaminan kesehatan miskin, tapi apakah akan ada batasnya? Dan apakah akan dapat seperti semula dapat menjalankan aktivitas?
Biaya per satu kali cuci darah bisa mencapai 600rb dan jika dilakukan 2 kali seminggu berarti seminggu mengeluarkan uang 1.200.000, kalau dalam satu keluarga ada 2 orang yang cuci darah berarti seminggu memerlukan uang 2.400.000 itu hanya 1 minggu, kalau 1 tahun? Kalau sampai akhir hayat? Dan entah kapan akan berakhir.
“Mbak, aku itu nyesel, tapi dulu tu kalau gak minum itu rasaya gak bersemangat, “ lalu dia menyebutkan merk minuman bertenaga yang rosa itu.
“Kerja nguli kan sehari bisa 14 jam, tidur juga kurang, kalau gak minum itu pasti ngantuk dan lemes, sehari bisa 10 bungkus mbak, sampai air putih itu gak pernah tersentuh, sambil makan pun minumnya harus itu, air putih gak ada rasanya mbak”
“Mbak, kalau sudah cuci darah umur kita tinggal berapa lama lagi?”
“Mbak, aku masih kecil ya, ada gak yang sakit ini umurnya sama kayak aku?”
“Mbak, kalau dicuci darahnya itu sakit gak ya?”
“Mbak, ada gak ya besok yang mau nikah ama aku kalau aku kayak gini?”
“Mbak, aku masih bisa kerja lagi gak?”
“Mbak, makasih udah mau ndengerin aku, mbak, minta doanya ya.”

No comments:

Post a Comment